Selamat Datang

"Lakukanlah apa yang bisa kamu lakukan dan bertindaklah selama kamu masih bisa bertindak"

Rabu, 07 Januari 2009

LAPTOP DAN BAHAYANYA

Lap Top adalah peralatan komputer yang bersifat mobile yang dalam istilahnya dipakai dengan cara meletakkan dipangkuan atau paha para pemakainya. Istilah ini tidak selamanya benar karena pada kenyataannya cukup banyak orang yang menggunakannya dengan meletakkannya di atas meja. Memang banyak orang yang mobilitasnya tinggi memakai lap top dengan cara dipangku misalnya saja saat digunakan di dalam mobil atau di ruang tunggu bandara.

Beberapa publikasi yang muncul di tahun-tahun belakangan ini mungkin cukup meresahkan para pengguna dengan cara tersebut, karena panas dan radiasi laptop dikabarkan punya pengaruh signifikan terhadap fungsi reproduksi pria berkaitan dengan lokasi yang dekat dengan wilayah genital dan organ testis sebagai pelaksana fungsi tersebut. Yang menjadi permasalahan sekarang juga adalah banyaknya hoax yang beredar di dunia maya, yang bisa jadi belum dapat dipastikan kebenarannya.


Laptop dan Fungsi Reproduksi

Adalah sebuah kenyataan, bahwa ada beberapa riset yang didorong kemajuan teknologi ini kemudian memusatkan perhatian mereka terhadap hal ini, karena tak bisa dipungkiri juga, radiasi dari peralatan elektronik sedikit banyak punya pengaruh terhadap kesehatan organ tubuh kita.

Sama seperti peralatan elektonik lain yang mengandung daya radiasi tersebut,lap top juga memiliki beberapa aspek kesehatan berkaitan dengan radiasinya. Sebagai peralatan yang bersifat mobil dan [i][b]sering diletakkan di paha pemakainya[/b][/i], laptop memang menghasilkan gelombang panas yang dikeluarkan lewat alas bagian bawahnya.
Beberapa peneliti kemudian mengarahkan riset mereka pada fungsi reproduksi pria yang erat kaitannya dengan organ genitalia terutama pada pria. Menurut beberapa publikasi yang ada, meskipun belum bisa dipastikan keseluruhan kebenarannya sebagai publikasi atau sekedar hoax, suatu isu menyesatkan yang banyak beredar di internet, sebagian penelitian tersebut menyebutkan bahwa penggunaan jangka panjang laptop dengan frekuensi tinggi meletakkannya di sekitar organ genital ternyata bisa berpengaruh terhadap organ testis dan lebih lanjut mempengaruhi formasi sperma akibat tingginya temperatur di area tadi.

Berkaitan dengan sejumlah penelitian yang bisa dipastikan resmi kebenarannya, beberapa publikasi bantahan juga bukan tak pernah dilayangkan. Seorang ahli dari institusi peneliti di Universitas Pennsylvania ternyata tak menemukan pengaruh signifikan dari efek panas laptop terhadap faktor klinis gangguan fungsi kesuburan ini.

Dalam publikasi tersebut, para peneliti di institusi tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa efek panas laptop dengan temperatur maksimal yang dihasilkannya masih berada jauh di bawah nilai ambang temperatur yang membahayakan terhadap organ dimaksud.

Para ahli ini kemudian membandingkan besar temperatur ini dengan temperatur di sekitar ruangan sauna atau mesin sauna yang jauh lebih bisa berpengaruh walaupun tidak langsung mengarah ke organ-organ reproduksi pria.

Begitupun, mereka menyebutkan lagi bahwa frekuensi dan waktu penggunaan yang kelewat panjang sedikit banyak bisa berjalan sebagai suatu pengaruh paparan yang akhirnya bisa mengganggu fungsi reproduksi, namun tidak secara mendetil menyebutkan batas frekuensinya, dan ini masih berkaitan lagi dengan ragam produk laptop yang ada, yang belum tentu minim sama sekali proteksinya, selain misalnya bahan-bahan alas yang digunakan dalam menahan panas yang diproduksi dari aktifitas perangkat elektronik di dalamnya.

Penelitian lain yang memberikan argumentasi mereka terhadap hal ini menyebutkan bahwa penggunaan laptop di pangkuan selama kurang lebih satu jam paling tidak bisa meningkatkan[i][b] temperatur skrotum/kantung testis lebih dari 2,5 derajat Celcius,[/b][/i] yang mereka anggap sudah bisa cukup mempengaruhi fungsi utamanya dalam memproduksi sperma.

Dalam riset terpisah ini, para peneliti yang berasal dari sebuah institusi di Perancis tersebut membuat perbandingannya dengan kenaikan temperatur skrotum pria ketika mengendarai mobil. Perbandingannya, kenaikan sekitar 2,5 derajat Celcius tadi baru didapat setelah mengendarai mobil nonstop selama 2 jam namun lagi-lagi pada pembahasan selanjutnya, masih banyak faktor yang berperan dibaliknya termasuk jenis mesin mobil, jok hingga jenis pakaian yang digunakan dan sebagainya.

Secara jelas, sebuah riset lain yang memiliki skup lebih besar tentang pengaruh panas terhadap organ reproduksi mungkin lebih bisa dijadikan patokan, dimana riset yang dipublikasikan pada tahun 1999 ini menemukan adanya penurunan fungsi reproduksi sebesar sekitar 40% selama musim panas dengan titik berat penilaiannya pada jumlah serta kecepatan sperma yang aktif.

Penelitian selama beberapa tahun ini kelihatannya cukup signifikan karena mendapatkan hasil yang tak jauh berbeda dalam setiap tahunnya, dalam setiap perbandingan persentase antara musim panas dan musim dingin yang dipantau oleh para peneliti tadi.

Bagaimana Tindakan Pencegahan?

Mengingat efek dari panas yang hasilkan oleh pemakaian lap top di atas paha dalam waktu yang lama, maka yang perlu dilakukan sebagai tindakan prefentiv adalah meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan pengaruhnya terhadap kesehatan jangka panjang.

1.Penggunaan laptop mungkin bisa dibatasi seperlunya dalam frekuensi dan waktu yang tak terlalu lama,dianjurkan untuk menghentikan aktifitas di kala daerah sekitar paha sudah terasa terlalu panas. Suhu panas diperkirakan secara manual saja.

2. Jika di sekitar Anda ada meja,maka pilihan untuk meletakkannya di atas meja adalah hal yang lebih aman.

3. Pilihlah lap top yang ramah lingkungan, karena sudah banyak diproduksi beberapa teknologi prosesor atau perangkat tambahan yang ramah lingkungan termasuk penggunaan alas pendingin yang berfungsi mengabsorsi kalor yang dikeluarkan oleh lap top.

Laptop dan bahaya radiasi yang ditimbulkannya

Seperti kita ketahui lap top merupakan perangkat elektronik yang mengeluarkan sinar radiasi elektromagnetik. Saat ini lap top banyak dilengkapi dengan Wi-fi ( wireless fidelity ) yang lebih dikenal sebagai jaringan lokal nir kabel, yang semakin populer penggunaannya dinegara maju maupun negara berkembang. Dengan Wi-fi orang bisa masuk ke jaringan internet tanpa harus repot menyambungkan kabel dari komputer ke line telepon. Dibalik kemudahan yang ditawarkan Wi-fi ada beberapa keyakinan publik yang menganggap wi-fi berdampak negatif terhadap kesehatan, diantara bahaya yang ditimbulkannya adalah bahaya yang ditimbulkannya dapat mengakibatkan nyeri dikepala, gangguan tidur (insomania), mual-mual terutama bagi mereka yang electrosensitif.


Apakah jaringan nirkabel wireless-fidelity (Wi-Fi) benar-benar menjadi ancaman kesehatan bagi manusia.?

Pertanyaan itu muncul dan memancing perdebatan setelah Apakah jaringan nirkabel wireless-fidelity (Wi-Fi) benar-benar menjadi ancaman Panorama–program stasiun televisi Inggris, BBC–menyiarkan hasil investigasinya pada awal pekan lalu.

Menurut temuan Panorama, tingkat radiasi yang dipancarkan perlengkapan Wi-Fi pada satu sekolah di Norwich, yang memiliki lebih dari seribu murid, lebih tinggi ketimbang tingkat radiasi yang dipancarkan dari menara transmisi operator telepon seluler umumnya. Pengukuran Panorama menunjukkan kekuatan sinyal Wi-Fi di dalam ruang kelas itu tiga kali lebih kuat daripada intensitas radiasi dari menara ponsel.

Temuan ini dianggap signifikan karena anak-anak memiliki tengkorak yang lebih tipis ketimbang orang dewasa dan masih dalam tahap pertumbuhan. Pengujian menunjukkan bahwa anak-anak menyerap radiasi yang lebih banyak daripada orang dewasa.


Di perkotaan Inggris, hotspot Wi-Fi muncul bak jamur. Menurut Panorama, dalam 18 bulan terakhir ada 2 juta pengguna Wi-Fi baru. Wi-Fi digunakan pada 70 persen sekolah secondary dan 50 persen sekolah primer.

Berbeda dengan Panorama, pengukuran tingkat radiasi di sekolah Norwich itu jauh di bawah ambang batas keamanan yang dibuat pemerintah. Bahkan masih 600 kali di bawah ambang batas. Tapi sebagian ilmuwan menduga basis ambang batas itu tidak benar. Para saintis juga prihatin dengan tidak adanya penelitian tentang dampak radiasi jaringan nirkabel (Wi-Fi). Padahal untuk riset serupa pada ponsel dan menara radio ada ribuan.

Efek radiasi bagi kesehatan, menurut Profesor Olle Johansson dari Karolinska Institute in Swedia, yang diwawancarai Panorama, “Jika melihat literatur, Anda bisa temukan sejumlah efek radiasi, seperti kerusakan kromosom, berdampak pada kapasitas konsentrasi dan menurunnya memori jangka pendek, serta meningkatnya kejadian berbagai tipe kanker.”

Radiasi sangat mengganggu jaringan tubuhmanusia terutama pada kulit, telinga, mata, sistem syarafdan dapat menyebabkan gangguan sel yang menyebabkan mutasi gen. Seperti juga yang terjadi pada laptop. Alat komunikasi yang satu ini sudah membudaya penggunaannya . Selain penggunaannya kadang sembarang juga kerap kali akrab dibawa kemana-mana dan sangat akrab dengan prilaku pemilikinya.Untuk menghindari hal-hal yang tidakdiinginkan tadi sebisa mungkin kita menghindaripengaruh radiasi yang hebat pada monitor serta sistem mekanisnya. Karena dalam sebuah riset ditemukan pada 30.000 kasus pada pekerja komputer tahun 1969, menemukan kasus mayoritas yang terjadi adalah selain kanker otak juga gangguan sistem saraf pusat manusia juga menyebabkan kematian.

Lap top sebagai media penyebaran Virus

Ternyata laptop dapat juga menimbulkan efek disentri dan penyebar virus flu. Badan kontrol dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat tahun 2007 menyatakan komputer termasuk salah satu penyebar virus flu yang paling tinggi. Terutama di lingkungan sekolah, universitas dan perkantoran. Prosesnya sangat mudah, hanya lewat sentuhan saja atau lewat dropet (titik ludah) saat penderita bersin.

Virus flu yang bisa hidup selama beberapa hari di udara bebas itu ditularkan lewat keyboard atau mouse yang dipegang oleh penderita flu berat Jika keyboard dan mouse itu dipakai orang lain, maka besar kemungkinan orang tersebut juga akan terserang penyakit flu juga. Di sekolah Washington, 79 dari 314 murid dan 24 dari 66 staf menderita flu berat tersebut tertular lewat komputer-komputer atau lap top sekolah.

Bahaya Lap Top Bagi kesehatan Mata

Layar lap top pada saat bekerja memantulkan cahaya dan sinar yang lebih tajam dari sinar sekelilingnya. Sinar tersebut akan berdampak negatif pada kesehatan mata. Bekerja dengan menggunakan lap top dalam waktu lama dan terus menerus menurunkan daya akomodasi mata dan menyebabkan mata lelah. Orang-arang yang selalu bekerja menggunakan lap top tanpa disadari akan mengeluh tentang kesehatan matanya dan akan secara berkala menjadi pasien dokter mata atau optical terdekat. Disarankan jarak layar lap top dengan mata pengguna sedikitnya 60 cm atau sekitar tiga jengkal kita.

Minggu, 04 Januari 2009

Bagaimana cara menekan bahaya tersebut?

1. Batasilah penggunaan lap top dengan menggunakan Wi-fi tidak terus menerus dan berjam-jam tanpa henti. Istirahatlah dan selingi dengan kegiatan lainnya.
2.
Pastikan dan kondisikan bahwa lingkungan dimana Anda bekerja cukup terang tidak remang-remang apalagi gelap. Mata kita akan bekerja lebih keras pada kondisi kurang cahaya dibandingkan pada kondisi yang terang atau cukup cahaya.
3.
Konsumsilah banyak protein berkualitas tinggi yaitu dari bahan hewani seperti susu, daging-dagingan, telur, ikan dan hasil olahannya untuk perbentukan sel baru dan perbaikan sel yang rusak akibat radiasi elektromegnetik. Tambahkanlah bahan makanan yang mengandung tinggi beta karotin atau sumber vitamin A seperti sayuran berwarna hijau, wortel juga minyak ikan.
4.
Salah satu cara lain yang disarankan untuk mengurangi bahaya radiasi elektromagnetik adalah meletakkan dan menanam tananam yang dapat menyerap radioaktif seperti species Sansiviera, contohnya tanaman pedang pedangan, lidah mertua dan tanduk kuda.
5.
Tidak mengoperasikan laptop dekat alat-alat vital juga area kepala.